Minggu, 02 Januari 2011

Semongkat lagi


Ketika aku sedang membeli makanan tadi pagi tiba-tiba kuliahat hp, wah ada yang ngajak JJ nih, kebeneran ge ga ada kegiatan dari pada bengong dirumah. Dengan ditemani si Blacky aku langsung meluncur ke TKP. kali ini tujuannya ke semongkat lagi, tak apalah lagian lumayan disana bisa menyegarkan pernafasan dan bisa sedikit menyejukkan mata dengan hijaunya tetumbuhan.

Tak beberapa lama aku tiba disana, langsung ku sikat nasi bungkus yang memang tadinya belum sempat ku cicip. Teman-teman ku yang lain juga ikut mengganjal perut dengan memesan pop mie. Sedang asiknya menikmati makanan datang seorang pria muda umurnya sekitar 30an tahun, sebelumnya ku juga bertemu dengannya saat pertama kali datang kesini, ternyata dia suaminya mb yg penjaga warung. Banyak cerita yang kami dengar darinya, cerita tentang dirinya sekian tahun yang lalu saat dia masih belum berkeluarga, sebuah cerita yang tidak pernah kubayangkan akan mengalaminya sebuah cerita yg begitu berbeda. dia bercerita tentang sekelompok anak muda yg mungkin bisa ku sebut genk, reman, ato mungkin mafia (mungkin yg terakhir terlalu berlebihan kali ya). Jujur pertama kali melihatnya aku agak ga enak, setidaknya kini setelah bergaul dan mendengar ceritanya aku dah sedikit lebih tenang.

Setelah mengganjal perut dan mendengar cerita, akupun melangkahkan kaki menyusuri sungai. brrr... dingin sangat. berhubung ini hari libur banyak juga pengunjung yang berkunjung ke sana.ada yang mandi ada juga yang sekedar menikmati suasana sungai yang sejuk. Aku termasuk yang sekedar duduk-duduk sambil menikmati minuman ringan yang telah ku sediakan sebelumnya.

Sepertinya sudah saatnya pulang. Sampai ke warung tadi aku mendengar cerita, ternyata sesaat tadi terjadi insiden di situ, salah satu warung dipalak oleh pemuda setempat, dia mengambil sebungkus rokok tanpa mau membayar. Sangat disayangkan memang, polisi sampai ikut turun tangan menangani masalah ini, beberapa personil turun ke TKP, beruntung tidak terjadi insiden yang berkelanjutan, kami putuskan untuk langsung pulang saja. Dari sinilah kesialanku bermula. aihh..., ternyata ban belakang si blacky bocor, dengan perlahan ku bawa si blacky sambil berharap bisa segera bertemu dengan tukang tambal ban. akhirnya ketemu juga, tapi sial, pemilik bengkel sedang tidak ada alias tutup padahal cuma itu satu-satunya yang ada di desa itu. Terima kasih kepada seorang pemuda yang telah membantu meminjamkan pompa, lumayan lah buat sekedar mengisi angin. ku lanjutkan perjalan pulang sambil berharap semoga anginnya masi cukup untuk sampai kerumah dan Alhamdulillah akupun kembali tiba dirumah...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar